28 Agu 2008

Hijrah Menjadi Seorang Muslim

Bermula dari getaran hati saat mendengar seruan Shalat umat muslim
air mata yang menetes, saat mendengar lantunan indah Ayat dalam kitab Muslim
Perjalananku sebagai seorang anak ingusan yang berlabu di sebuah panti Asuhan ISLAM, dengan perlakuan yang membuatku merasa dihargai
Pertemuanku dengan manusia berhati malaikat yang berhasil membuat hati dan bibirku tersenyum
Kekagumanku pada sosok muslim yang telah bersedia menjadi kakak buat seorang adik kristiani seperti aku

Aku belajar tentang Al-Quran dari internet. dunia yang pertama kali dikenalkan oleh kakakku saat aku baru berumur 8 tahun.
aku belajar dan mengenal buku Hijaiyah dari sebuah buku bertuliskan IQRA'
Al-Fatihah mampu dihafal oleh ingatanku hanya dengan 1 pekan setelah belajar dari buku IQRA' itu. dan orang pertama yang mendengarkanku melantungkan Al-Fatihah adalah kakakku
orang pertama yang meneteskan air mata bahagia saat pertama kali berucap "2 kalimat syahadat" adalah kakakku
kakakku dan teman-temannya telah menggali pemahaman seorang anak 9 tahun untuk lebih berkeyakinan. 
aku tak memungkiri tentang pilihan hatiku
tentang mimpi-mimpiku
tentang kisah-kisahku
dan aku seakan mengerti semuanya di usiaku yang masih 9 tahun kala itu

Tiba-tiba saja keyakinan itu mucul entah darimana
Tiba-Tiba saja timbul getaran di hatiku yang sebelumnya akupun tak menyangka
setahun lebih aku menghabiskan waktu untuk bertanya dan terus bertanya hingga akhirnya di waktu yang kurasa tepat, 
Aku hijrah menjadi seorang Muslim
mengganti Nama Aldrian Alexander menjadi Fachrul Abimanyu



10 Agu 2008

Belajar Tentang Keyakinan

Saat terbaring di Rumah Sakit
di sampingku ada dia Malaikatku
tak bosan rasanya ku menyebut namanya dan berkata
"Dia kakakku, kakak Nurul Ifadah dan aku menyayanginya
saat kondisiku terbaring lemah
saat kesakitan mendera
malaikatku menyentuh dan mengusap bagian tubuhku yang sakit dengan penuh kasih sayang dan kelembutan
rasa sakit yang membuatku gelisah perlahan membaik bahkan menghilang entah kemana
hari itu aku bertanya pada dia malaikatku
"Apa yang kakak lakukan padaku? mengapa rasa sakit itu tiba-tiba membaik?"
dengan gaya dan bahasa khasnya dia tersenyum dan berkata padaku
"Bukan kakak yang membaikkan kesakitan itu, tapi Tuhan"
"Bukankah aku dan kakak beda Tuhan? Aku kristiani dan kakak muslim?"
kemudian kakak menatapku lalu tersenyum dan berkata
"Kalau kakak dan kamu beda Tuhan, kok mau ya Tuhannya kakak menyembuhkan makhluk yang bukan Ciptaannya?"
aku bingung dan tak mampu menjawab, lalu kemudian dia melanjutkan dan bertanya.
"Kamu punya Tuhan?"
aku mengangguk
"kalau begitu kakak dan kamu sama saja. sama-sama punya Tuhan. Tuhan kakak dan Tuhanmu tidak beda sayang. Tuhan Kita satu (ESA) yang beda adalah cara kita mengabdi pada Tuhan."
Begitu lama aku mencerna kalimat itu. kalimat yang telah menghadirkan sebuah getaran di hatiku. sebuah getaran yang mengguncang hati dan logikaku. kekagumanku pada malaikatku itu semakin kuat. 
stetmen kakak memang selalu membuatku kagum
kalimat yang keluar dari lisan malaikatku membangkitkan semangatku untuk belajar tentang keyakinanku
hari ini kakak mengajarkanku tentang "Keyakinan"

8 Agu 2008

Sosok Yang Ku Kagumi

Dia kakakku, kakak Nurul ifadah dan aku menyayanginya


Sosoknya telah membuat hati yang sepi ini terhibur
Dialah seorang kakak berwujud manusia dan berhati malaikat
Dia mampu meluluhkan hati dengan sikapnya,
Dia mampu menenangkan dengan sentuhannya,
Dia mampu mendamaikan kalbu dengan untaian kalimatnya
bagi seorang yatim piatu seperti aku, sosoknya adalah teladan yang ideal
bagi seorang yang cacat seperti aku, sosoknya menyempurnakan fisikku
bagi seorang anak yang kesepian seperti aku, sosoknya menghibur hariku
dia diam saat merasa perlu untuk mendengarkan
dia bersuara saat merasa perlu untuk didengarkan
tampilannya yang sangat sederhana
sosoknya yang unik
hatinya yang tulus
tuturnya yang memotivasi 
dan sentuhannya yang membangkitkan
adalah hal yang selalu kuteladani
suatu hari dia pernah berkata padaku


"Dimanapun kamu berada, tetaplah berbuat baik karena Tuhan menjadikanmu sempurna disetiap kebaikan itu"

Aku menyayanginya 
Aku mengaguminya
Karena dia adalah kakakku

4 Feb 2008

Tolong Tuhan.. Selamatkan Papiku

Aku melihat darah 
yang membanjiri tubuh papi
tapi tangan kiriku terjepit 
sakit rasanya
tangisanku pun tak mampu mengobati rasa sakit itu
terus ku tarik tangan ini untuk menjangkau papi
aku ingin menutup sumber darah di kepala papi
aku ingin menyelamatkan papiku
tapi aku tak mampu menjangkaunya
sekuat tenaga ku meminta tolong
kulihat papi kesakitan
kulihat papi yang tak mampu lagi berbuat apa-apa
aku hanya mampu menangis dan berteriak
tolong papiku
tooolooong
tolong papiku Tuhan
tolong Tuhan
ku mohon Tolong papiku
tapi kudapati papi tak lagi bisa bernafas
papiku menutup mata untuk selama-lamanya
papiku mati di depan mataku
Ku mohon Tuhan... Selamatkan Papiku

By 

8 Jan 2008

Kehilangan Tangan

Pilu rasanya ketika mendapati diriku mengetik ini dengan 1 tangan. Kepergian papi juga mengharuskanku merelakan tangan kiriku ikut terkubur. kecelakaan lalu lintas yang menewaskan papiku adalah kenangan terburuk sepanjang hidupku. Saat itu aku melihat darah mengalir di sekujur tubuhnya. Sekali lagi aku tak berdaya untuk menyelamatkan nyawa papi. ketika peristiwa mengenaskan itu terjadi umurku baru akan memasuki tahun ke-6. Aku hanya bisa berteriak "Tolong Tuhan, selamatkan papiku" 
melihat papi terbaring kaku, aku merasa begitu bersalah. Apakah aku betul-betul anak sial? 
Apakah aku harus percaya kalo Tuhan menciptakan manusia sial?
apakah aku harus membenarkan kata-kata koko kalo aku ini membawa petaka?
sulit bagi seorang bocah ingusan sepertiku saat itu memahami semua misteri hidup yang terjadi dalam kehidupanku.
Karena melahirkanku ke dunia, mami meninggal dunia
karena mengantarku ke sekolah, papi meninggal dunia
mengapa mereka?
mengapa bukan aku saja?
Tuhan mengambil satu tanganku, lalu kubertanya, mengapa bukan nyawaku saja yang Tuhan ambil?
setiap aku melihat diriku tanpa tangan kiri, traumatik itu menyiksaku. Rasa sakit itu menjalar ke seluruh Tubuhku.
Hatiku terasa sakit. Sangat Sakit. 
walau luka di tanganku telah mengering tapi Luka dalam benakku terasa semakin memburuk bagai kanker ganas yang siap mencabut nyawaku.
maafkan aku papi

maafkan aku mami
maafkan aku koko



6 Jan 2008

Motivation Letter dari kakak

Hari pertama aku keluar dari Rumah sakit, kakak memintaku untuk tidak balik ke panti asuhan dan ikut tinggal bersama temannya yang ngontrak rumah di daerah jakarta selatan. Alasannya agar kakak nunu bisa dengan mudah mengontrolku. Aku tak menjawab apa-apa saat tawaran itu ditujukan padaku. aku hanya ikut bersama mereka yang peduli terhadapku. aku sangat bingung dengan keadaanku yang sendiri, sakit dan cacat. aku merasa tak berguna dan selalu menyusahkan orang lain. tapi aku sangat menghargai jasa-jasa kakak nunu yang selama ini mengurusku. aku tak mungkin ikut kakak nunu ke makassar tempatnya saat itu berdomisili. aku masih begitu berat meninggalkan jakarta tempat sejuta kenangan bersama ayah dan koko bersemayam. 
aku tak tahu darimana kakak tahu tentang harapanku yang semakin hari semakin pupus karena kondisi fisikku yang mau tak mau ikut mempengaruhi psikisku. di suatu pagi yang begitu sunyi meneteskan air mataku. tiba-tiba kakak datang membawa secarik kertas putih. di kertas itu tertulis sebuah judul Kisah Sukses Tanpa Tangan dan Kaki. setelah membacanya, air mataku menetes dan hatiku memanas. ingin rasanya seketika itu melompat lebih tinggi dan menunjukkan kepada dunia bahwa aku adalah manusia sama seperti yang lain dan aku adalah manusia luar biasa yang beda dari yang lain.  

1 Jan 2008

Aku bertemu malaikat


kasih sayang Tuhan begitu besar pada seorang anak kecil seperti aku. Walau aku begitu sering dipaksa Tuhan berbaring di atas kasur kesakitan, aku tak pernah protes karena Tuhan selalu saja mempertemukanku dengan manusia-manusia baik hati. 


Hidup dipanti asuhan tidaklah sepenuhnya menggembirakan. Tapi setidaknya di tempat ini aku lebih aman dan nyaman daripada hidup dijalan. namun tetap saja ada perasaan minder karena kondisi fisikku yang cacat. teman-teman di panti ini memang baik, tapi sebaik apapun mereka, tetap saja sering mengejekku "G punya tangan". berbulan-bulan kuhabiskan waktu dengan rutinitas panti asuhan dan kebanyakan di sela waktu luang, aku lebih senang menyendiri.
Di akhir tahun 2007 aku terbaring sakit. Aku sudah melaksanakan natal tahun ini sendiri. karena teman-temanku dan pengurus panti ini adalah muslim. beberapa hari setelah natal, aku terbaring sakit. badanku deman dan sekujur tubuhku ngilu. 
berhari-hari aku harus tebaring lemah tanpa tenaga. Saat aku masih terbaring sakit, panti asuhan yang telah menampungku ini kedatangan tamu. sebuah Lembaga Pemerintah tengah berkunjung di panti ini untuk menyerahkan bantuan. Ternyata beberapa orang masuk ke kamar tempat aku terbaring setelah mendapat informasi dari pengelola panti bahwa salah satu anak asuhnya sudah beberapa hari ini sakit. 


sebuah usapan lembut di kepalaku seketika membangunkanku. Seorang perempuan muda saat itu duduk di sisi kepalaku dan mengusapku begitu lembut penuh kasih sayang. Entah darimana aku tahu tentang itu. namun aku merasakannya. perlahan kubuka mataku dengan paksa. kulihat perempuan itu mengenakan Jilbab. dia adalah seorang muslim. perempuan itu datang dengan rombongannya dan beberapa diantaranya berada di kamar tempat aku terbaring. menyadari aku terbangun, mereka menyapaku dan memperkenalkan namanya. yang kuhafal hari itu itu adalah nama perempuan muda yang duduk dan mengusap kepalaku. namanya kakak Nunu. Dari sentuhannya, kurasakan sesuatu yang tak kurasakan saat orang lain menyentuhku. Aku menemukan Ketulusan dari sentuhannya. aku melihat wajahnya yang bercahaya walau mungkin banyak orang yang lebih cantik darinya. saat pertama ku buka mataku aku melihat cahaya di wajahnya. dari tatapan matanya, aku Tahu kalau orang ini bukan orang biasa. dia memandangku dengan tatapan kasih sayang, sebuah tatapan yang menenangkan hatiku dari kegelisahan. Dari sentuhan, perkataan dan tatapannya aku melihat ketulusan hatinya. Aku berani bersumpah bahwa ini adalah kata hatiku dan tidak ada sesuatu yang kutambah ataupun kukurangi dari ungkapan perasaanku ini.


Mulai saat itu, kakak Nunu menjadi sering ke panti asuhan. berinteraksi dengannya lebih lama membuatku nyaman dan termotivasi. kakak Nunu yang meminta izin ke pengelola panti agar aku dibawa ke RS dan kakak Nunu beserta teman-temannya setia menjaga dan merawatku hingga pulih. Bagiku kakak Nunu adalah malaikat yang datang menemuiku.


di Akhir tahun 2007 Aku bertemu Malaikat dan dia adalah kakak Nunu